Kamis, 22 November 2007

Merumuskan Visi dan Misi

Ada dua orang pemimpin. Sebut saja Anwar dan Muksin. Anwar memimpin 500 orang. Demikian juga Muksin. Masing-masing merupakan pemimpin yang baik dan disukai. Anwar, sebagai kepala rumah sakit memimpikan agar ke 500 orang tadi akan menjadi orang-orang yang berjiwa wiraswasta dan bersama menghasilkan sebuah rumah sakit terbaik di negaranya. Muksin juga seorang kepala rumah sakit, bagi Muksin hal yang terpenting adalah agar rumah sakitnya stabil dan berjalan rutin.

Menurut Anda, apakah kualitas kedua pemimpin tadi berbeda?

Benarkah bahwa walaupun seorang pemimpin tidak mempunyai rumah, kendaraan, atau uang yang cukup, namun selama ia memiliki suatu visi dan misi yang jelas, orang ini masih lebih kaya daripada seseorang yang memiliki semua hal tadi, tetapi tidak memiliki visi apa-apa.

Untuk apa visi itu dibuat ?
Pernahkah Anda melihat seorang yang bekerja dengan energi yang besar, terus bergairah dan pantang menyerah bahkan ketika ia sudah beberapa kali mengalami kegagalan berturut-turut? Orang-orang seperti ini seringkali menghasilkan hal-hal yang menakjubkan. Contoh orang-orang seperti ini adalah Marco Polo, sang penjelajah yang berhasil mencapai Cina ketika orang tidak ada yang berani melakukan apa yang ia bayangkan. Contoh lain adalah Tomas Alfa Edison yang memimpikan adanya lampu pijar yang tahan lama. Selain itu ada pula tokoh seperti Madame Curie yang menemukan radium. Di zaman kini, kita mengenal orang-orang seperti Bill Gates, Steve Job, dan para perancang di perusahaan telpon Nokia. Di Indonesia, kita mengenal orang-orang seperti pak Ciputra. Ketika orang hanya melihat Ancol sebagai tempat terpencil dan tepi pantai yang tidak menarik, ia memimpikan suatu taman ria di sana. Kita mengenal juga orang seperti Ali Sadikin yang membuat Jakarta berubah dari kampung besar menjadi kota metropolitan. Juga orang-orang seperti Gus Dur, Mother Teresa, John Robbins, Al Gore, dan sebagainya. Semua orang-orang tadi hidup di zaman yang sama dengan kita. Seperti kita mereka melihat, mendengar, dan mengalami hal-hal yang sama dengan kita. Namun mereka tidak berhenti disana. Mereka melihat ke masa depan. Mereka membayangkan hadirnya sesuatu yang lebih indah, lebih unggul, lebih bermakna dan lebih berguna bagi banyak orang. Dengan kata lain, mereka memiliki visi atau impian. Visi itu membuat mereka dapat memfokuskan impian mereka untuk mewujudkannya. Visi ini membuat mereka terdorong bekerja keras dan pantang undur untuk mengejarnya. Mereka membuat dunia lebih baik, sesuatu yang biasa menjadi sesuatu yang luar biasa.

Impian bukanlah suatu fantasi tentang masa depan yang muncul sebagai hasil angan-angan saja. Visi bukanlah suatu impian yang tidak ada dasarnya sama sekali. Contoh impian yang tidak berdasar adalah apa yang dimiliki oleh Budi. Budi memiliki impian untuk menjadi juara dunia gulat mengalahkan Hulk Hogan. Budi yang kini berusia 28 memiliki berat hanya 49 kilogram dengan tinggi badan 158 cm. Hobbynya adalah bermain catur. Kegiatan sehari-harinya adalah surfing di internet, berkuliah di bidang media design dan bermain catur. Budi memiliki visi yang lebih merupakan fantasi karena tidak berdasar pada kenyataan.

Apakah visi itu
Visi adalah suatu gambaran mental tentang apa yang akan hadir di masa depan. Disatu pihak, gambaran tadi berdasarkan pada apa yang merupakan kenyataan pada saat ini, namun sekaligus juga merupakan suatu lompatan. Seorang yang memiliki visi berarti memiliki suatu keyakinan bahwa hal itu dapat terjadi. Ia yakin bahwa sesuatu yang lebih indah, lebih bermutu dan lebih sempurna akan hadir di masa depan, dan ia dapat memainkan suatu peran untuk membuat hal itu terwujud.

Contoh hal itu adalah ketika Lee Kuan Yew mengajak rakyat Singapore untuk memimpikan suatu Singapore yang modern. Pada waktu itu keadaan masyarakat sedang guncang dan morat-marit karena pisahnya Malaya dari kesatuan Singapore - Malaya. Ia mengajak seluruh anak bangsanya untuk bekerja keras mewujudkan impian tadi, dan mereka berhasil. Dalam 20 tahun hasilnya sangat kentara. Impian Lee Kuan Yew memang menggemakan impian dari rakyatnya. Karena adanya impian tadi, maka rakyat bekerja keras dan bersedia mengurbankan banyak kenyamanan kelompok atau pribadi. Ketika Ir. Cacuk mengambil alih pimpinan Telkom, ia memimpikan Telkom yang bermutu dan profesional. Pada waktu itu, layanan Telkom sangat buruk. Ir. Cacuk bekerja keras dengan teamnya, dan sebagai hasilnya Telkom menjadi BUMN yang menguntungkan dan merupakan gudang orang bermutu. Tanpa Telkom seperti sekarang maka industri warnet, wartel dan berbagai koneksi tidak akan hadir.

Apa beda visi dengan misi?
Pertama, visi adalah gambaran mental. Kedua, visi juga adalah sesuatu yang ada di masa depan. Karena kedua aspek itu, maka visi seringkali bersifat abstrak, arah umum dan cenderung abstrak. Misi adalah perwujudan dari visi tadi. Bila visi adalah impian, maka misi adalah wujud atau bentuk dari impian tadi. Misalnya, impian Anda adalah memiliki sebuah pusat pembelajaran yang ikut membangun bangsa serta mensejahterakan banyak orang. Maka misi Anda mungkin mewujudkan suatu lembaga pelatihan kewiraswastaan. Dapat juga misi Anda adalah mewujudkan suatu universitas yang khusus mendidik orang untuk menjadi manager profesional yang baik. Misi juga dapat merupakan rumusan apa yang secara nyata Anda akan lakukan untuk menghasilkan impian tadi.

Peran Visi dan Misi
Jadi, visi dan misi membuat pemiliknya terdorong untuk memfokuskan hidup mereka. Visi dan misi yang tajam bahkan dapat ditawarkan untuk menjadi visi dan misi bersama (shared-vision). Dengan visi bersama, maka semakin banyak orang yang berpartisipasi untuk mencurahkan energinya untuk mewujudkan hal tadi. Fantasi tidak akan memiliki kekuatan untuk menggerakkan orang serupa itu karena fantasi tidak dimulai dari kenyataan yang diterima bersama melainkan kenyataan yang dihayati secara pribadi saja.

5 jenis manusia berdasarkan visinya
Setelah menyadari makna visi dan misi tadi, maka perlu kita kenali bahwa sekurangnya ada lima jenis manusia dalam berurusan dengan visi dan misi.

Pertama adalah adanya orang yang tidak mengetahui bahwa visi dan misi adalah penting. Mereka menyibukkan diri dengan tugas dan kegiatan rutin sehingga hidupnya merupakan rangkaian dari suatu aktifitas ke aktifitas lain tanpa didasari kejelasan arah. Mereka hidup dan bekerja tanpa desain dasar. Jadi, mereka adalah bagaikan tukang bangunan yang sibuk mendirikan rumah tanpa kejelasan gambaran rumah yang ingin dihasilkannya. Mereka adalah bagaikan sepasukan tentara yang terus-menerus terjun ke suatu wilayah tanpa mempertimbangkan bahwa bila mereka memiliki suatu landasan pesawat terbang, mereka dapat berada disana tanpa terlalu sulit.

Jenis manusia kedua adalah manusia yang mengetahui bahwa visi dan misi adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sukses. Namun mereka tidak kunjung menyediakan waktu untuk memikirkan dan merumuskan visi serta misi pribadi bahkan juga tidak merumuskan visi dan misi organisasinya. Hanya bila segala sesuatunya dirasakan berjalan ke arah yang tak menentu baru mereka mempercakapkan perlunya kehadiran visi dan misi tadi.

Jenis manusia yang ketiga adalah orang yang menyadari pentingnya visi dan misi, telah berusaha menyusun rumusannya, namun karena metodenya keliru dan pemahamannya terbatas, maka visi dan misi tadi kekurangan suatu aspek penting. Visi dan misi tadi tidak menghasilkan hal yang bermanfaat bagi orang banyak.

Jenis manusia yang keempat adalah manusia yang lebih bermutu. Mereka menyadari, mengupayakannya, serta memiliki metode yang benar sehingga memiliki rumusan visi dan misi yang baik. Namun mereka belum memiliki bekal yang cukup dan cocok untuk menggapai visi tadi.

Jenis manusia yang kelima adalah manusia yang berhasil mewujudkan visi dan misinya setelah mengumpulkan bekal yang diperlukannya setelah mereka menjadi manusia yang keempat

Berapa pentingkah adanya visi dan misi tadi untuk diri kita, untuk keluarga dan untuk organisasi kita?

Pertama, visi dan misi akan menolong kita untuk menyusun cara mencapai atau strategi menggapainya.

Contohnya:

Kedua, visi dan misi kita akan menolong merumuskan prioritas bahkan menghindarkan kita melakukan apa yang tidak berguna bagi pencapaiannya. Dengan demikian kita hidup dengan efektif dan efisien. Berbagai godaan dan pilihan yang menyimpangkan kita dari arah kita dapat ditolak karena kita memiliki kriteria yang jelas.

Ketiga, adanya visi dan misi yang jelas akan mempermudah kita menginspirasikan orang yang ada bersama kita untuk mengejar dan mewujudkannya. Mereka memiliki kepastian kemana kita pergi dan kemana kita tidak akan berjalan.

Keempat, adanya visi dan misi menolong kita untuk mengevaluasi diri apakah kita sudah mendekati atau menjauhi visi dan misi tadi. Kita dapat juga mengevaluasi kecepatan gerak kita ke arah yang kita tuju. Hal ini sama seperti ketika seorang penjelajah kutub utara yang dapat mengukur berapa jauh ia sudah berjalan menuju kutub.

Bagaimana mulai menyusun visi dan misi pribadi?

Membuat atau menyusun visi dan misi dimulai dengan memandang realita yang ada secara objektif. Orang mau menyusun visi dan misi ini mulai dengan mempertanyakan dirinya beberapa hal yang penting seperti: "Siapakah aku ini, dari mana aku datang, bagaimana riwayat atau masa laluku, apakah hal-hal yang paling bermakna bagiku, dan hal-hal apa yang orang anggap aku lakukan dengan baik." Kemudian ia juga mempertanyakan lebih lanjut apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan-kelemahannya. Selanjutnya, barulah ia mempertanyakan apa yang ia yakin dapat dan patut hadir di masa depannya, berdasarkan dengan kenyataan yang kini ia miliki.

Ciri-ciri Visi dan Misi yang baik

Karena itu, sebelum membuat rumusan visi, maka kita harus mengenali ciri-ciri visi dan misi yang baik. Dengan visi dan misi seharusnya akan menjadi dasar inspirasi bagi banyak orang, maka visi dan misi ini harus

a. Singkat - sehingga mudah diingat dan dipahami

b. Konsepnya harus sederhana dan padat sehingga orang yang sederhanapun tidak mengalami kesulitan untuk memahaminya

c. Karena orang banyak memiliki aspek emosi, nalar dan perilaku, maka visi dan misi tadi harus mampu menyentuh emosi orang dan menjadi tumpuan yang mengilhamkan.

d. Selain itu, visi dan misi tadi harus mudah diingat dan karenanya harus menimbulkan gambaran mental. Misalnya, misi untuk menghasilkan sebuah komputer sederhana untuk tiap rumah digambarkan sebagai memberikan stop kontak bagi tiap rumah

2 komentar:

syahlafif mengatakan...

tulisan yang dimulai dengan runut ini sangat menarik. dari sisi bahasa mengalir dan mencerahkan. bahkan pada titik-titik tertentu, sungguh saya terbantu dengan tulisan antum. anehnya contoh yang digunakan adalah mereka... afwan bisa memberikan contoh dari yang muslim... saya bodoh dalam hal ini. jazakallah...

Kristanto Agung Nugroho mengatakan...

Tulisan yang bagus Mas Utomo. Membuka pikiran saya tentang visi dan misi yang harus saya rumuskan.

Saya mau minta ijin untuk Copas ke blog saya. Nanti saya cantumkan sumbernya. Trims atas ijinnya Mas Utomo.