PENINGKATAN
KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA (KEM)
DENGAN TEKNIK TRI FOKUS STEVE SNYDER
Muhammad Sarwono*)
Abstrak. Kecepatan Etektif Membaca (KEM) siswa kelas 3 D SLTP 3 Patebon, Kendal masih rendah, yaitu 106 kpm. Angka ini masih jauh dari angka KEM ideal untuk siswa SLTP yaitu 250 kpm. Hal ini disebabkan antara lain belum diternukannya pendekatan/metode/teknik pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan, antara lain: (1) agar siswa dapat menumbuhkan kemampuan membaca pemahaman untuk menangkap informasi bacaan, dan (2) agar siswa dapat meningkatkan KEM mereka.
Usaha pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Tri Fokus Steve Snyder. Pembelajaran tersebut dibagi dalam sejumlah kegiatan, yaitu; (1) pendahuluan, yang meliputi pemberian motivasi berkaitan dengan kegiatan membaca cepat dan pemahaman serta pengenalan (penjelasan) tentang teknik Tri Fokus Steve Snyder, (2) kegiatan inti, yaitu praktik membaca dengan teknik Tri Fokus Steve Snyder, dan (3) penutup, yaitu evaluasi atau pengukuran KEM siswa.
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang menggunakan Teknik Tri Fokus Steve Snyder dapat disimpulkan bahwa: (1) rata-rata KEM siswa kelas 3 D meningkat dari 106,50 kpm pada pembelajaran pertama (tidak menggunakan teknik trifokus) menjadi 128,72 kpm pada pembelajaran kedua, dan (2) terjadi perubahan minat, motivasi, dan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
PENDAHULUAN
Hasil studi yang dilakukan oleh Book and Reading Development (1992) yang dilaporkan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa kebiasaan membaca belum terjadi pada siswa SD dan SLTP. Hasil studi tersebut juga menunjukkan adanya korelasi antara mutu pendidikan secara keseluruhan dengan waktu yang tersedia untuk membaca dan ketersediaan bahan bacaan. Selanjutnya hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa belum dimilikinya kebiasan membaca oleh siswa cenderung memberikan dampak negatife terhadap mutu pendidikan SD dan SLTP secara nasional (Sitepu: 1999).
Pada tahun yang sama, IEA (International Association for Evaluation Education Achievement) mengungkapkan bahwa kebisaaan membaca siswa Indonesia berada pada peringkat ke-26 dari 27 negara yang diteliti. Rendahnya kemampuan membaca tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal sekolah.
Rendahnya minat dan kemampuan membaca antara lain tampak pada rendahnya kecepatan efektif membaca (KEM) mereka. Hal ini merupakan salah satu indikator bahwa pembelajaran membaca di sekolah belum maksimal, kalau tidak boleh dikatakan gagal. Padahal kita mengetahui bahwa rendahnya kemahiran membaca akan sangat berpengaruh pada kemahiran berbahasa yang lain, yaitu mahir menyimak listening skills), mahir berbicara (speaking skills), dan mahir menulis (writing skills) (Tarigan: 1994).
Penggunaan pendekatan, metode, dan teknik membaca yang tidak tepat diasumsikan merupakan salah satu faktor penentu kurang maksimalnya pencapaiaan tujuan membaca di sekolah. Selain itu, alokasi waktu yang disediakan untuk pembelajaran masih sangat minim. Akibatnya pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh guru untuk pelatihan membaca siswa cenderung diarahkan hanya membaca bacaan-bacaan pendek yang terdapat dalam buku paket. Pemahaman guru terhadap kiat-kiat pengembangan membaca yang baik juga disinyalir sangat kurang.
Demikian juga halnya yang terjadi pada siswa kelas 3 D SLTP 3 Patebon, Kendal, Jawa Tengah semester I tahun pembelajaran 2002/2003. Dari pengukuran awal diketahui bahwa KEM mereka masih rendah yaitu 106,50 kpm. Angka ini menurut Nurhadi masih jauh dari KEM ideal untuk siswa SLTP, yaitu 250 kpm.
Kondisi tersebut sangat memprihatinkan dan harus segara ditangani dengan sungguh-sungguh, simultan, dan terencana. Rendahnya KEM siswa akan memengaruhi rendahnya kemampuan mereka dalam menemukan isi bacaan yang dibaca. Hal tersebut akan berakibat pada turunnya minat baca mereka. Pada akhirnya gairah belajar dan prestasi akademik mereka menurun.
Ada dua faktor utama penyebab rendahnya KEM siswa. Pertama, faktor siswa yang terdiri atas: (1) faktor internal antara lain rendahnya minat dan motivasi membaca, penguasaan bahasa yang rendah, dan intelegensi siswa, dan (2) factor eksternal antara lain: keadaan sosial ekonomi siswa, lingkungan yang kurang kondusif untuk peningkatan kemahiran membaca. Kedua, factor guru antara lain: kemampuan guru dalam memotivasi siswa, dan kemampuan guru mengelola kelas untuk pembelajaran membaca masih kurang.
Teknik Tri Fokus Steve Snyder adalah teori mutakhir yang berkembang saat ini, cukup sederhana, mudah, dan praktis untuk melatih KEM siswa. Di samping itu, teknik ini masih jarang digunakan dalam pelatihan pembelajaran membaca padahal teknik ini sangat sederhana dan mudah. Oleh kerena itu, teknik ini dijadikan solusi terbaik untuk meningkatkan KEM siswa kelas 3D SLTP Negeri 3 Patebon Kabupaten Kendal.
Teknik Tri Fokus Steve Snyder merupakan teknik membaca yang terbilang baru. Teknik ini memiliki kelebihan sederhana, praktis, dan inivatif. Teknik ini disebut tri fokus karena mengajarkan pada para siswa untuk mengembangkan pelatihan peripheral mereka dengan latihan "tri fokus", Maksudnya titik konsentrasi pandangan mata terpusat tiga focus (tiga bagian) setiap barisnya. Sebagian dipusatkan di sebelah kiri, sebagian tengah.dan sebagian kanan.
Periferal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3 (1999 : 858) berarti proses melihat tidak mengenai pokoknya. Dalam kaitan ini dapat diartikan bahwa pandangan periferal saat membaca maksudnya ketika kita membaca titik fokus pandangan mata kita tidak tertuju pada satu demi satu kata secara terpisah. Namun satu focus mewakili satu bagian baik yang berupa kelompok kata (frase), klausa, atau bagian berdasarkan penjedaan.
Dalam membaca, pelihatan periferal yang lebih luas berarti adalah kemampuan untuk menerima informasi lebih banyak dalam satu waktu. Kita membaca lebih cepat jika kita memahami satu frasa dalam sekali pandang. Oleh karena itu pelihatan periferal harus dilatih dan ditingkatkan agar lebih luas dan tajam (De Porter 2000 : 270-274).
Berdasarkan hal tersebut di atas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah "Apakah teknik Tri Fokus Steve Snyder dapat meningkatkan kecepatan efektif membaca (KEM) siswa 3D SLTP 3 Patebon pada semester I tahun pelajaran 2002/2003. Adapun tujuan penelitian makalah ini adalah agar siswa memiliki kecepatan efektif membaca yang memadai dan menumbuhkan kemampuan membaca pemahaman (kritis) untuk menangkap informasi dari bacaan dengan cepat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti:
Bagi siswa yang memiliki kecepatan efektif membaca rendah dapat mengetahui kelemahannya dalam membaca cepat dan dapat mengubahnya menjadi kekuatan dalam meningkatkan KEM. Bagi guru agar mengetahui teknik pembelajaran membaca yang sederhana, mudah dan praktis tapi mampu meningkatkan kinerja dan profesionalisme dalam menjalankan tugasnya.
METODE PEMECAHAN MASALAH
Untuk menjawab apakah teknik Tri Fokus Steve Snyder mampu meningkatkan KEM siswa? Berikut ini adalah perlakuan pembelajaran sebelum dan sesudah penggunaan teknik Tri Fokus Steve Snyder.
Pertemuan pertama
Pada perternuan pertama, KEM siswa diukur dengan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran dilakukan dalam beberapa tahap:
1. Pendahuluan, meliputi: menyiapkan bahan bacaan, menyiapkan alat evaluasi, dan menyampaikan informasi model kepada siswa tentang KEM.
2. Kegiatan inti, meliputi: siswa membaca wacana dan mencatat waktunya, siswa menjawab soal yang berkait dengan wacana (berupa sepuluh soal pilihan ganda dengan empat jawaban) tanpa membaca wacana.
3. Penutup, yaitu: siswa bersama guru menghitung KEM yang dicapai.
Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua penulis mengadakan inovasi pembelajaran dengan menggunakan teknik Tri Fokus Steve Snyder. Pembelajaran dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
TAHAP PRA PEMBELAJARAN;
Pada tahap ini penulis mengadakan persiapan antara lain: membuat rencana pembelajaran, menyiapkan alat-alat implementasi tindakan, menyiapkan bacaan serta alat evatuasi.
TAHAP PEMBELAJARAN:
Pendahuluan:
a. Siswa diajak berbincang tentang KEM hingga terjadi persepsi yang benar.
b. Siswa diberi motivasi agar tumbuh gairah untuk mengubah diri berkaitan dengan KEM mereka.
Motivasi pertama yang diberikan antara lain dengan menyodorkan kepada mereka dan menvakinkan mereka kalimat-kalimat ini:
a. Aku sadar membaca itu mudah.
b. Aku pembaca cepat.
c. Aku mampu membaca cepat dan paham.
Siswa diminta membaca kalimat-kalimat tersebut dalam hati dan menghayati, kemudian menjadikan kalimat-kalimat tersebut sebagai keyakinan awal sebelum membaca. Kegiatan ini penulis sebut dengan pembelajaran sugestif.
Kemudian disampaikan beberapa hal berkait dengan persiapan sebelum membaca. Persiapan ini lebih bersifat teknik ekstemal. Namun demikian, kondisi eksternal ini sangat berpengaruh pada saat siswa membaca. Jika kondisi dan sikap fisik tidak nyaman dan lingkungan penuh gangguan niscaya kemampuan siswa dalam membaca tidak maksimal.
Siswa diminta melakukan persiapan sebelum membaca sebagai berikut:
1. Minimalkan gangguan
2. Duduklah dengan sikap tegak
3. Lihat sekilas seluruh wacana
Kegiatan inti
a. Siswa dikenalkan dan dilatih pengembangan periferal yang merupakan inti dari teknik trifokus. Latihan ini berupa tes sederhana yaitu :
1. Lihatlah secara langsung sebuah objek!
2. Rentangkan kedua lengan kalian dengan jari telunjuk mengarah ke atas!
3. Gerakan lengan kalian ke dalam secara perlahan-lahan hingga kalian melihat jari-jari tadi.
4. Perhatikan cakupan pelihatan mata kalian ketika melihat lurus ke depan!
b. Setelah latihan tersebut, siswa diberi lembaran yang berisi simbol-simbol Tri Fokus Steve Snyder seperti Gambar 1. Untuk membaca simbol-simbol tersebut siswa hanya memperhatikan bagian kiri dengan fokus pada bintang, sebagian tengah, dan sebagian yang kanan. Hal ini dilakukan berulang-ulang beberapa menit. Pada saat mata berpindah dari satu bintang ke bintang yang lain siswa diminta menghitung dalam hati secara berirama 1,2,3; 1,2,3. Inilah latihan trifokus.
Gambar 1
c. Siswa diarahkan menggunakan konsep tersebut untuk membaca sesungguhnya. Bacaan yang digunakan berjudul "Sentra Kedelai Masih Terpusat di Jawa". Bintang (imajiner) merupakan fokus, sedangkan garis-garis merupakan kata-kata dalam kalimat. Setelah selesai membaca, siswa menghitung waktu yang digunakan kemudian bacaan dikumpulkan. Sebagai akhir pembelajaran siswa menjawab pertanyaan yang berhubungan dangan bacaan tanpa melihat teks bacaan. Soal yang dikerjakan berjumlah sepuluh nomor dengan empat pilihan ganda. Sebagai akhir kegiatan pembelajaran siswa mengoreksi hasil tes yang telah dikerjakan. Setelah itu, siswa menghitung sendiri KEM mereka dengan menggunakan rumus yang telah disampaikan.
HASIL PENELITIAN
Pertemuan Pertama
Hasil kegiatan pertemuan pertama diketahui bahwa:
1. Siswa tampak biasa-biasa saja dalam mengikuti pembelajaran membaca.
2. Karena berulang-ulang mengalami kegiatan membaca dengan model pembelajaran yang sama siswa tampak kurang bergairah.
3. Dari hasil evaluasi diketahui bahwa rata-rata KEM siswa 106,50 kpm.
Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua terjadi perubahan antara lain:
1. Siswa tampak memiliki motivasi lebih tinggi
2. Siswa lebih bergairah mengikuti pembelajaran
3. Terjadi peningkatan KEM, yaitu 128,72 kpm.
PEMBAHASAN
Sebelum pembelajaran kedua dilakukan rata-rata KEM siswa 3D adalah 106,50 kpm dengan KEM tertinggi 203,30 kpm dan KEM terendah 41,85 kpm. KEM di atas 110,00 berjumlah 17 siswa. Setelah proses pembelajaran kedua bertangsung terjadi peningkatan rata-rata KEM siswa kelas 3D menjadi 128,72 kpm, ini berarti ada perubahan yang cukup berarti. KEM tertinggi 218,77 kpm dan terendah 81,55 kpm, KEM di atas 110,00 kpm berjumlah 37 siswa.
Perubahan juga semakin tampak pada siswa. Terbukti dari empat puluh siswa 37 siswa (92,5%) mengatakan mulai terbiasa dan senang dengan membaca cepat. Guru juga dapat lebih memahami prinsip-prinsip Teknik Tri Fokus Steve Snyder sehingga lebih mampu menciptakan suasana pembelajaran membaca yang cukup kondusif.
KEM siswa sebesar 128,72 kpm pada pembelajaran kedua memang belum sampai pada angka ideal, tetapi hasil ini menunjukan bahwa teknik Tri Fokus Steve Snyder cukup etektif untuk meningkatkan kecepatan efektif membaca siswa kelas 3D SLTP Patebon tanpa mengesampingkan beberapa kelemahan yang ada.
SIMPULAN
Hasil pembelajaran dapat disimpulkan:
1. Rata-rata KEM siswa kelas 3D meningkat dari 106,50 kpm menjadi 128,72 kpm.
2. Teknik Tri Fokus Steve Snyder menumbuhkan motivasi dan kreativitas membaca siswa.
3. Teknik Tri Fokus berpengaruh terhadap cara dan gaya guru mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
1. De Porter, B dan Hemacki, M. 2000. Quantum teaming: Membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Bandung: Kaifa.
2. Harjasujana A. S.dan Yetimulyati. 1966. Membaca 2. Jakarta: Depdikbud.
3. Redway, K. M. 2000.Membaca cepat. Jakarta: Pustaka Binama Pressindo.
4. Sitepu, B. R 2002. Lagi-lagi Membaca. Buietin Pusat Perbukuan.V, 16-21.
5. Tarigan, H. G. 1994. Membaca sebagai suafu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
6. Tim Pelatih Proyek PGSM Propinsi Jawa Tengah 1999/2000. Peneiltian tindakan kelas (clasroom action reseach) bahan penelitian dosen LPTK dan guru sekolah menengah. Proyek PPG Dirjend Dikti Depdikbud.
7. Yulaelawati, EII.''Mahir mambaca kuasai informasi" Buietin Pusat Perbukuan N. (Januari 2000 ) 21 -24.
-------------------
*) Muhammad Sarwono adalah Guru Bahasa Indonesia SLTPN 3 Patebon Kabupaten Kendal Jawa Tengah.
Sumber : Buletin "Pelangi Pendidikan" Vol. No. 1, Tahun 2003 (Buletin Peningkatan Mutu Pendidikan SLTP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar