Jumat, 25 April 2008

Catatan Monitoring Bersama Wakil Bupati

Hari pertama ujian nasional panitia ujian nasional bersama Kadinas dan Wakil Bupati Kendal mengadakan monitoring pelaksanaan ujian nasional. Mestinya panitia sudah menyiapkan SMA1, SMK1. SMK 2 dan MAN Kendal untuk dikunjungi Wakil Bupati, tetapi ternya bu Markesi (Wakil Bupati Kendal) meminta yang berbeda, beliau meminta untuk mengunjungi Kecamatan Kaliwungu dan Boja.
Pak Hasbi (Kakandedpag Kendal) ternyata tetap meminta Wakil Bupati untuk datang di MAN, dan belaiau setuju sebagai sekolah peryama yang akan dikunjungi. kemudian ke SMK 4 Kendal, SMA kaliwungu dan SMAN Boja.
Kunjungan ke MAN kendal dilakukan hanya beberapa saat, tak ada kejadian istimewa di sana. Setelah berkeliling dan mengamati jalannya UN dari luar kelas perjalanan dil;anjutkan ke SMK 4 Kendal.
Kepala Sekolahnya Laki-laki ya pak ?
Sebelum masuk di SMAN Kaliwungu ketika baru turun dari Mobil Bu Wabup sempat bertanya pada pak saya: Kepala sekolahnya laki-laki ya pak Utomo? Saya agak bingung menjawab karena bu Prayekti kepala SMA 1 kaliwungu sudah di depan beliau. Sepanjang peninjauan keliling sekolah belaiau banyak menyarankan tentang penataan lingkungan bahkan secara khusus meminta kepala sekolah untuk membersihkan lingkungan depan sekolah diluar pagar yang rumputnya kurang tertata dan di bagian ujung sebelah barat digunakan untuk pembuangan sampah. Rupanya pertanyaan itu berkaitan dengan pengelolaan kebersihan sekolah. Mungkin beliau berasumsi kalau kepala sekolahnya laki-laki itu kurang peduli pada kebersihan.

Monitoring di SMA Boja
Sejak memasuki pintu gerbang SMA Boja BU Wabup sudah berkomentar positif tentang kebersihan sekolah. Berkali-kali belaiu memuji pengelolaan lingkungan sekolah yang tertata apik. Memang wajar jkarena di SMA Boja selain rindang, hampir semua sudut sekolah terjaga kebersihannya. Bahkan di setiap sudut ditemukan taman-taman sekolah yang tertata rapi, tempat duduk siswa untuk istirahat dan area sekolah yang sudah difasilitasi dengan hot spot. Benar-benar lingkungan belajar yang menyenangkan. Bahkan belaiau sempat menengok WC dan kamar mandi siswa yang bersih dan tempat parkir yang tertata rapi. Sejauh mata memandang tak ada sampah sedikitpun yang terlihat.

Mengapa tidak disini yang dijadikan SBI?

Sambil meninjau bagian barat sekolah yang dijadikan sebagai sport center karena tempat ini dikhususkan untuk arena olahraga beliau sempat menanyakan kepada Kadinas Dikpora Mengapa tidak SMA BOja yang dijadikan SBI? Beliau berargumentasi bahwa SMA Boja lebih siap dari sisi infra struktur dan penataan lingkungan serta fasilitasnya. Lingkungan sekolah yang sejuk dan bersih, taman sekolah yang tertata, fasilitas ICT yang lengkap, guru yang bersemangat dan menurut beliau dengan penataan yang demikian maka bisa dipastikan kepedulian guru pada murid dan lingkungan pasti baik. Wah rupanya kami pak Kepala Dinas, dan saya agak kesulitan menjawab, tapi untung Bu Mulyani bisa memberikan argumentasi meskipun rupanya belum memuaskan beliau juga.
Akhirnya perjalanan monitoring dikakhiri dengan makan siang bersama dan kamipun kembali ke kantor masing-masing dengan menyisakan PR tentang SBI.