Selasa, 02 Desember 2008

Meningkatkan Mutu Pendidikan Tanpa Tambah Biaya dan Sarana, Mungkinkah?

Barangkali ini pertanyaan yang sering didengar, dan rasanya masuk akal juga. Mana mungkin bisa meningkatkan mutu tanpa tambah biaya dan tanpa tambah sarana. Bukankah jerbasuki mawa bea (setiap keinginan memerlukan beaya) kata orang jawa. Saya pun sependapat dengan pepatah tersebut. Hanya bedanya saya punya tafsiran yang lain tentang beaya. Beaya tidak harus dalam wujud dana. Beaya adalah diartikan sebagai harga yang harus dibayar sebagai akibat timbulnya keinginan. Tetapi bayarnya tidak harus dalam bentuk uang.
Saya mencoba membuat contoh sebagai berikut. Kalau suatu sekolah merencanakan peningkatan rata-rata Nilai Ujian Nasional katakanlah dengan mematok target kenaikan 0,2 dari rata-rata nilai pada tahun sebelumnya. Dengan asumsi anggaran tahun ini tidak ada peningkatan, dan tidak ada sarana tambahan apapun apakah ini bisa dicapai?
Jika asumsi yang kita pakai bahwa setiap keinginan harus memerlukan beaya yang berupa dana maka keinginan diatas jelas tidak dapat diwujudkan. Tetapi jika persepsi beaya buka dalam bentuk uang dan sarana maka target peningakatan mutu yang diindikasikan dengan kenaikan rata-rata Nilai Ujian Nasional tersebut dapat diupayakan dicapai. Pertanyaan lanjutannya adalah bagaimana caranya?
Jawaban pertanyaan ini yang paling penting. Jadi kita harus mencari cara bagaimana bisa meningkatkan mutu tanpa harus bertambah beaya (dana) dan sarana. Demikian juga keinginan-keinginan yang lain misalnya bagaimana meningkatkan prestasi siswa dalam berbagai lomba atau prestasi sekolah tanpa tambah beaya dan sarana?

Ada yang punya ide? Silahkan ditanggapi!!

3 komentar:

Wandi Sukoharjo mengatakan...

Assalaamu'alaikum Pak Ut, kenalkan kembali saya -P. WANDI-SMP N 3 Singorojo
1. Mohon dijinkan masuk rumah bapak.
2. Mohon blog SMPku (termasuk rumahku) bisa di link ke rumah bapak: www.smpn3singorojokendal.wordpress.com.
email : smp3_singorojo@yahoo.co.id
3. Menanggapi postingan bapak tentang "Pendidikan gratis dan meningkatkan mutu/prestasi tanpa tambah biaya", saya yakin bisa pak, hanya saja diperlukan SDM yg handal, ulet, konsisten, kompeten, ikhlas, punya jiwa : bekerja untuk ibadah, tanpa pamrih, dan kebersamaan.
Wassalaamu'alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh
Sukran atas balasan dan semuanya.

P.WANDI
www.wandisukoharjo.wordpress.com
wandirozaq@gmail.com/wandi_krebet@yahoo.com
087832295009

Madu Nektar mengatakan...

"Beaya tidak harus dalam wujud dana. Beaya adalah diartikan sebagai harga yang harus dibayar sebagai akibat timbulnya keinginan."

gimana kalo anak-anak ditambahi belajar motivasi hidup secara intensif, soal metode pelaksanaan ya dirumuskan, ... saya pikir kok nanti kalo termotivasi, anak-anak belajar lebih rajin

harga yg harus dibayar tentu ada, .. yaitu Bapak Ibu Guru sedikit banyak akan kehilangan waktu karena kegiatan ini ...

mohon maaf kalo kirang sopan, salam taklim

adhi

Dyah mengatakan...

Mungkin dan hukumnya wajib gratis asal ....
anggaran per siswa dari BOS yang Rp. 47.500,- dengan syarat :
(1) dana BOS hanya untuk operaional sesuai petunjuk penggunaan BOS Th. 2007 tidak ada muatan pembelian buku siswa selain dari BOS buku (2) ada sharing dari pemerintah daerah dari kekurangan anggaran (3) analisis penggunaan anggaran tepat (4) semua kekautan untuk wajib belajar 9 th,

Siap takut ......