Jumat, 30 Mei 2008

Pemberdayaan Sekolah Swasta Untuk Mensukseskan Wajib Belajar 12 Tahun

Wajib belajar 12 Tahun? Apa tidak terlalu ambisius? Lalu bagaimana pembiayannya? Butuh dana berapa? Ini adalah sederetan pertanyaan yang rasional dan wajar. Karena sebagus apapun sebuah program tentu harus tetap berpijak pada kenyataan : kemampuan finansial, ketersediaan sumber daya dan fisibilitas program itu.
Kita ketahui bersama bahwa pada tahun ini secara statistik Kabupaten Kendal telah mencapai tuntas paripurna dengan APK mencapai 101, 55. Pengakuan pemerintahpun sudah kita peroleh dengan diterimanya penghargaan Widya Krama oleh Wakil Bupati Kendal pada puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional di Surabaya pertengahan bulan ini. Meskipun harus kita sadari bahwa menurut data BKKBN di kabupaten Kendal masih terdapat 9010 anak usia 7-15 tahun yang belum atau tidak bersekolah. Langkah-langkah konkrit untuk ''menyekolahkan" 9010 anak usia 7 -15 telah dilakukan secara terintegrasi oleh Tim Koordinasi Wajar Dikdas dan Forum PUS Kab.Kendal sehingga pada hari pertama masuk sekolah pada tahun ajaran 2008/2009 tanggal 15 Juli nanti kita bisa berteriak horee karena benar-benar telah berhasil menjaring seluruh anak usia dikdas masuk ke sekolah.
Kenyataan ini barangkali yang mendasari ide perlunya program WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN 12 TAHUN.
Kendala
Tentunya program ini bukan tanpa kendala. Dengan jumlah penduduk usia 16-18 tahun yang lebih dari 50.000 diperlukan lembaga pendidikan yang cukup banyak. Jika asumsi satu sekolah dapat menampung 1000 siswa maka diperlukan 50 sekolah. Meskipun saat ini di Kabupaten Kendal telah memiliki 24 SMK, 30 SMA dan 11 MA namun demikian dari 64 sekolah tersebut yang memiliki jumlah murid 1000 hanya 6 sekolah, selebihnya masih dibawah seribu siswa bahkan banyak yang muridnya kurang dari 300 siswa terutama di sekolah swasta.
Kurangnya murid pada sekolah swasta disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : kurangnya fasilitas baik ruang kelas, laboratorium, perpustakaan maupun tempat praktik untuk SMK. Kekurangan fasilitas ini berdampak pada mutu lulusan yang kemudian secara berantai berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat.
Jika sekolah swasta dicukupi fasilitasnya maka dapat dipastikan mutu lulusannya akan meningkat dan itu akan berdampak pada meningkatnya kepercayaan masyarakat. Saat ini asumsi bahwa bersekolah di sekolah negeri lebih murah dibandingkan dengan swasta sebenarnya telah dipatahkan oleh bukti-bukti nyata yang bisa terbaca oleh masyarakat. Sekolah negeri ternyata tidak lebih murah dibanding sekolah swasta. Sehingga saat ini keengganan masyarakat menyekolahkan ke swasta bukan karena alasan biaya tetapi karena masalah kwalitas dan sarana. Jika sekolah swasta memiliki sarana yang memadai maka kepercayaan masyarakat akan meningkat.
Pemenuhan sarana pada sekolah swasta merupakan peluang yang baik untuk mensukseskan program wajib belajar 12 tahun. Yang menjadi permasalahan adalah siapa yang harus memenuhi fasilitas itu? Orang tua murid? atau Yayasan penyelengara pendidikan itu atau pemerintah daerah?
Jika orientasi kita pada tujuan untuk mensukseskan program wajib belajar 12 tahun, maka sebenarnya inmtervensi pemerintah dan pemerintah daerah terhadap sekolah swasta untuk memenuhi sarana pendidikan menjadi pilihan yang murah. Dikatakan murah karena dibandingkan dengan mendirikan Unit sekolah Baru negeri biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah/pemerintah daerah menjadi lebih sedikit. Sebagai perbandingan jika pemerintah daerah akan mendirikan sebuah unit sekolah baru paling tidak harus menyiapkan lahan/ membeli tanah, membangun gedung dan sarana pendidikkan lainnya, menganngkat guru dan kepala sekolah, menyediakan dana operasional rutin. Maka dana yang diserap untuk sebuah unit sekolah baru hanya untuk membangun fisiknya saja diperlukan dana minimal 2 milliard. Belum lagi gaji guru dan biaya operasional yang harus dikeluarkan setiap bulan.
Jika alternatif yang dipilih adalah membantu sekolah swasta dengan memberikan subsidi baik itu dalam bentuk blockgrant maupun imbal swadaya untuk memenuhi kekurangan fasilitas maka dana yang dikeluarkan oleh pemerintah hanya sekali. Dengan demikian maka paling tidak pemerintah sudah akan dapat menghemat biaya untuk gaji guru dan operasional rutin.
untuk mengendalikan mutu sekolah yang mendapatkan bantuan maka dibuat perjanjian tertentu yang mengikat sekolah untuk melaksanakan kewajibannya sebagai konsekwensi dari bantuan yang diberikan. Jika irtu berhasil dilaksanakan maka pemerintah bisa memberikan reward tertentu untuk lebih memajukan sekolah sementara bagi lembaga yang kurang konsekwen terhadap janji kenerjanya diberikan punishment yang mendidik dan memotivasi sekolah-sekolah swasta untuk memperbaiki kinerjanya.
Dengan cara demikian maka wajib belajar 12 tahun dapat dilaksanakan dengan biaya yang relatif murah.

Rabu, 28 Mei 2008

Otak Bekerja Baik Kalau Manusia Senang

Rabu, 28 Mei 2008 18:38 WIB
YOGYAKARTA, RABU - Otak akan bekerja dengan baik ketika manusia merasa senang dan tidak tertekan. Proses itu dimulai pada usia dini, dan berlanjut ke masa anak-anak hingga remaja. Hanya saja, pada usia tersebut, suasana senang dengan bermain sangat kurang porsinya.
Hal itu dikatakan Shifu Yonathan Purnomo, pakar kecerdasan otak yang juga pencipta dan pendiri Shuang Guan Qi Xia International (perguruan kecerdasan otak yang berpusat di Surabaya), Rabu (28/5), dalam Seminar Intrapreneurship di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
"Anak yang sejak di SD hingga SMA dianggap pandai, belum tentu nanti dia cerdas. Itu karena kondisi sekitar membuat otaknya tidak bekerja dengan baik dan maksimal. Ada tahap yang ingin dilompati, biasanya oleh orang tua mereka," ujar Shifu.
Seorang anak, di masa sekarang, sudah dijejalkan materi pelajaran sejak TK. Bahkan di playgroup, pengenalan tentang huruf-huruf sudah diajarkan. Itu sebenarnya tidak perlu dan belum saatnya. Yang terbaik, anak dibiarkan saja bermain dan bergerak.
"Biarkan saja anak lari-lari. Kalau nggak mau belajar karena lagi malas, ya biarkan saja. Kenalkan dengan olah raga dan hal yang membuat dia banyak bergerak, bukan hanya duduk sambil bermain atau lari-lari bermain di dalam ruang kelas. Dengan banyak bergerak, zat milin sebagai nutrisi otak akan dibuat tubuh," katanya.
Sumber : Kompas

Fakta Soal Otak Anak Anda

Senin, 21 April 2008 19:13 WIB
OTAK merupakan organ vital yang berfungsi sebagai pusat kontrol dan kendali atas semua sistem di dalam tubuh. Otak yang juga merupakan pusat kecerdasan atau pusat kemampuan berpikir ini mulai dibentuk selang beberapa saat setelah terjadinya konsepsi (proses peleburan inti sel telur dan inti sel sperma).

Karena itu, sejak anak lahir hingga mulai bisa mengenal beragam hal di lingkungannya, otak anak harus segera dirangsang. Caranya, kenalkan anak pada banyak hal di lingkungan sekitar kita entah itu binatang, tumbuhan, beragam benda lain serta bilangan dan bahasa yang sederhana.

Berikut fakta atas otak anak yang perlu kita ketahui :1. Para ilmuwan menyatakan bahwa 50 % kemampuan otak anak-anak terbentuk dalam 6 tahun pertamanya.
2. Lingkungan memberi efek dramatis pada perkembangan otak balita.
3. Aktivitas dalam otak menciptakan arus kecil listrik yang disebut sinapsis dan jumlah rangsangan yang diterima bayi Anda mendapatkan efek langsung bagaimana sinapsis itu terbentuk.
4. Rangsangan berulang-ulang menguatkan jalinan tersebut dan menjadikannya permanen, sedangkan arus listrik baru yang terpakai akhirnya akan mati.
5. Bayi memiliki kebutuhan biologik dan semangat untuk belajar.
6. Jaringan dasar pada sinapsis otak hampir lengkap setelah perkembangan otak yang begitu cepat dalam 3 tahun pertama bayi.
7. Makin banyak rangsangan yang dapat diberikan kepada bayi menandakan lebih banyak sirkuit yang dibentuk untuk meningkatkan kemampuan belajarnya di masa depan.
8. Rangsangan visual bisa meningkatkan perkembangan otak termasuk meningkatkan keingintahuan, perhatian dan konsentrasi.
9. Mainan terbaik bayi adalah Anda! Berinteraksilah bersama bayi sesering mungkin.
10. Jika Anda memuji bayi Anda dan selau memberinya semangat, bayi Anda akan terpacu untuk belajar dan cenderung lebih cepat memahami.

Karena itu, jika kedua sisi otak kanan maupun kiri dirangsang dengan tepat, anak-anak pun bisa mengembangkan kemampuan jeniusnya dengan normal tanpa kesulitan.
Sumber : Kompas